sedang heboh masalah bentrokan antar desa d lampung beberapa hari ini membuat polisi kewalahan.
TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMODua
Kompi Pasukan Brimob Mabes Polri dan Polda Banten tiba di Desa
Sidoharjo untuk bergabung dengan pasukan gabungan dari Polda Lampung,
Polres Lampung Selatan, Yon 143 dan Marinir Brigif 3 Piabung. Pasukan
Brimob dari Mabes Polri dan Polda Banten tersebut dilengkapi
persenjataan antihuruhara lengkap. Photo diambil Senin (29/10/2012)
TERKAIT:
- Mahasiswa Asal Lampung Doa Bersama
- JK: Tuntaskan Kisruh Lampung!
- Cegah Konflik Terulang, Benahi Penataan Lahan Way Panji
- Polri Klaim Situasi Lampung Sudah Kondusif
- Bentrok Lampung Dampak Kebijakan Transmigrasi
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian setidaknya telah memeriksa 8 saksi yang diduga terlibat pada bentrok antarwarga di Lampung Selatan. Namun, hingga kini, kepolisian menetapkan satu tersangka piun pada bentrok yang telah memakan 12 korban jiwa tersebut.
"Belum ada tersangka. Saksi-saksi yang diperiksa ada 8 orang," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Sempat ada kesimpangsiuran pada jumlah korban tewas akibat bentrok di Lampung Selatan. Namun, berdasarkan catatan Polri, korban tewas hingga saat ini berjumlah 12 orang. "Total korban tewas 12 orang," terang Boy. Selain itu korban luka lebih dari lima orang. Sebanyak 7 rumah, 11 motor, satu gedung SDN, satu minibus, dan dua mobil jeep juga mengalami kerusakan.
Menurut Boy, kepolisian juga telah mempertemukan tokoh masyarakat dari dua desa tersebut. Pada pertemuan tersebut, para tokoh masyarakat tersebut membicarakan kesalahpahaman di antara kedua kelompok.
"Ada upaya pertemuan tokoh dua kelompok masyarakat. Kita melihat di sana bersama unsur pemerintah daerah, polisi, TNI, mudah-mudahan ini sebagai dalam proses penyelesaian," tandasnya.
Seperti diketahui, bentrok yang terjadi antara warga asli Lampung di Desa Agom, Kecamatan Kalianda dan beberapa desa sekitarnya dengan warga keturunan Bali di Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji awalnya dipicu oleh adanya kecelakaan lalu lintas. Dua orang remaja dari Desa Agom yang sedang mengendarai sepeda motor dikabarkan diganggu oleh pemuda Desa Balinuraga, sehingga terjatuh dan mengalami luka-luka.
Keduanya ditolong saat terjatuh, namun informasi yang beredar di masyarakat, kedua wanita tersebut mengalami pelecehan seksual. Kemudian, bentrok terjadi sejak Sabtu (27/10/2012) malam dan berlanjut hingga Senin (29/10/2012).
Sebanyak 434 kepala keluarga atau sekitar 1.700 warga pun terpaksa mengungsi ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Bandar Lampung. Sebanyak 365 diantaranya adalah anak-ana
"Belum ada tersangka. Saksi-saksi yang diperiksa ada 8 orang," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Sempat ada kesimpangsiuran pada jumlah korban tewas akibat bentrok di Lampung Selatan. Namun, berdasarkan catatan Polri, korban tewas hingga saat ini berjumlah 12 orang. "Total korban tewas 12 orang," terang Boy. Selain itu korban luka lebih dari lima orang. Sebanyak 7 rumah, 11 motor, satu gedung SDN, satu minibus, dan dua mobil jeep juga mengalami kerusakan.
Menurut Boy, kepolisian juga telah mempertemukan tokoh masyarakat dari dua desa tersebut. Pada pertemuan tersebut, para tokoh masyarakat tersebut membicarakan kesalahpahaman di antara kedua kelompok.
"Ada upaya pertemuan tokoh dua kelompok masyarakat. Kita melihat di sana bersama unsur pemerintah daerah, polisi, TNI, mudah-mudahan ini sebagai dalam proses penyelesaian," tandasnya.
Seperti diketahui, bentrok yang terjadi antara warga asli Lampung di Desa Agom, Kecamatan Kalianda dan beberapa desa sekitarnya dengan warga keturunan Bali di Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji awalnya dipicu oleh adanya kecelakaan lalu lintas. Dua orang remaja dari Desa Agom yang sedang mengendarai sepeda motor dikabarkan diganggu oleh pemuda Desa Balinuraga, sehingga terjatuh dan mengalami luka-luka.
Keduanya ditolong saat terjatuh, namun informasi yang beredar di masyarakat, kedua wanita tersebut mengalami pelecehan seksual. Kemudian, bentrok terjadi sejak Sabtu (27/10/2012) malam dan berlanjut hingga Senin (29/10/2012).
Sebanyak 434 kepala keluarga atau sekitar 1.700 warga pun terpaksa mengungsi ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Bandar Lampung. Sebanyak 365 diantaranya adalah anak-ana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar