Beribu-ribu tahun yang lalu, coklat berperan lebih pada kehidupan sosial dan religius bangsa-bangsa yang tinggal di wilayah Mesoamerika.
Bangsa Mayalah yang pertama kali mengetahui rahasia di balik kenikmatan coklat. Para nenek moyang mereka menebangi pohon-pohon coklat yang ada di hutan, untuk kemudian menanamnya kembali di tanah pertanian mereka.
Pada waktu itu, coklat lebih banyak hadir pada upacara-upacara keagamaan. Nah, ibarat pepatah mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang’, yuk, kenali lebih dalam ‘si manis’ ini sebelum disantap.
Coklat itu buah
Biji coklat ditemukan di dalam buah yang menggelantung di pohon coklat. Paling tidak dibutuhkan 500 biji coklat untuk menghasilkan satu pon coklat manis.
Dibutuhkan dua orang pria untuk menyiapkan coklat secukupnya guna menghasilan 120 pon coklat gelap. Sebuah pekerjaan yang intensif, tetapi dengan hasil mengesankan.
Hampir 95% coklat ditemukan di daerah dengan suhu 15 derajat di daerah garis katulistiwa. Pohon coklat tumbuh di daerah khatulistiwa. Dan setiap daerah yang ditumbuhi coklat selalu memiliki keunikan.
Coklat itu seperti anggur
Setiap varietas coklat memiliki rasa tersendiri tergantung proses perawatan, teknik fermentasi dan pengeringan biji coklat serta pengaruh lingkungan di kawasan tempat coklat itu bertumbuh. Misalnya, coklat dari negara bagian Para, Brasil rasanya seperti buah pir dan apel hijau serta anggur putih.
Sementara coklat dari Indonesia memiliki tingkat keasaman yang kental dengan cita rasa jeruk. Sementara coklat asal Panama sedikit pedas dengan karakteristik bumi serta rasa coklat yang kental.
Nah, coklat jenis apa yang kamu suka, sangat tergantung coklat seperti yang kamu cari dan seberapa ahli Anda dalam ‘menziarahi’ biji-biji coklat ini.
Coklat campuran memiliki rasa terbaik
Setiap tipe coklat memiliki rasa yang unik, tetapi ada coklat yang memiliki rasa coklat yang sempurna pada seluruh biji coklat dari ujung ke ujung. Misalnya, biji coklat asal Madagaskar bercita rasa jeruk dan beranek rasa buah-buahan lalu pada bagian ekornya rasanya lebih kompleks.
Sedangkan biji coklat asal Ghana baru terasa coklatnya pada bagian tengah. Sementara biji coklat dari Trinidad memiliki rasa tembakau dan lebih keras pada bagian ujungnya.
Nah, kalau Anda menggabungkan tiga rasa coklat seperti itu, lalu cobalah merasakan sensasi barunya dengan mengemutnya agak lama di mulut Anda. Lalu lukiskan rasa yang Anda nikmati itu.
Biji coklat dengan berbagai rasa yang dicampur inilah yang akan menjadi lebih sensasional dan membuat bar-bar coklat semakin menarik.
Arti persentase
Sering kali Anda menemukan angka persentase pada bungkus coklat yang Anda beli. Jumlah persentase yang sering Anda lihat pada bar label coklat hitam itu adalah isi coklatnya. Persentase pada bar itu diambil dari biji coklat dalam bentuk cair, mentega coklat atau bubuk coklat.
Misalnya, pada bar coklat yang ekstra gelap tertulis, coklatnya mencapai 82%. Itu berarti 82% dari formula itu berasal dari biji coklat. Artinya sisanya adalah gula.
Cocoa vs Cacao Tidak ada bedanya
Kadang-kadang logat bahasa itu mengecohkan. Tetapi coklat tidak. Apa pun bentuk, rasa, dan sebutannya, dia tetaplah coklat. Kata Latin untuk cocoa adalah Cacao.
Hampir semua negara Eropa menggunakan istilah Cacao untuk coklat. Sementara negara-negara Berbahasa Inggris menggunakan kata “Cocoa”. Tetapi kata ini lebih berarti bubuk coklat.
Tetapi dalam industri seni coklat, kata “Cacao” lebih lazim digunakan dengan makna yang lebih luas. Cacao bisa berarti pohonnya, bijinya, atau persentase coklat dalam kemasan. Artinya, Cacao jauh lebih luas dari Cocoa. Tetapi makna dan rasanya sama. Tetap Coklat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar